Sering Ganti Skincare Tapi Nggak Ngefek? Waspada Masalah Skin Barrier!

Noséklopedia / 06 June 2025

by Nose Herbal Indo

Sudah coba berbagai skincare, tapi masih nggak ngefek apa-apa? Mungkin masalahnya bukan di produknya, tapi di skin barrier kamu yang lagi nggak sehat. Istilah skin barrier pasti udah sering kamu dengar, apalagi buat kamu pecinta skincare, kan? Lapisan kulit ini punya peran penting buat menjaga kelembapan dan melindungi kulit dari iritasi.


Kalau skin barrier rusak, skincare semahal apapun bakal sulit bekerja maksimal. Nah, di edisi Nosèklopedia kali ini, kita akan kupas tuntas kenapa kondisi skin barrier bisa jadi pengaruh keefektifan skincare kamu. Yuk, simak sampai habis!


Apa itu Skin Barrier?


Umumnya, kulit memiliki lapisan yang banyak, yang mana lapisan terluar disebut sebagai stratum corneum. Lapisan ini sering diibaratkan sebagai "dinding bata". Nah, bata ini memiliki sela-sela yang berupa lemak (lipid) yang dapat merekatkannya, seperti semen. Nah, inilah yang kita kenal sebagai skin barrier atau pelindung kulit.


Setiap "bata" tadi, memiliki kandungan keratin dan moisturizer alami yang disebut NMF (Natural Moisturizing Factor). Sedangkan, pada "semen" yang merupakan lemak, mengandung kolesterol, asam amino, dan ceramide.


Menurut jurnal yang ditulis oleh Proksch E. (2018), dinding bata atau skin barrier ini, punya peran penting untuk menjaga tubuh tetap sehat. Tanpa skin barrier, racun, kuman, atau kontaminan apapun bisa masuk ke dalam tubuhmu.


Nggak cuma itu, tanpa skin barrier, air dalam tubuh juga bisa menguap dan dapat mengakibatkan dehidrasi berlebih. Itulah mengapa, skin barrier dianggap menjadi kunci kesehatan tubuh.



(Sumber : Harding, C. R. (2004))


Apa yang Menyebabkan Skin Barrier Bermasalah?


Saat skin barrier rusak, kulit jadi lebih sensitif, mudah kering, dan rentan terhadap iritasi atau peradangan. Lalu, apa saja yang bisa menyebabkan kerusakan pada pelindung kulit ini? Berikut beberapa penyebab utamanya.


1. Penggunaan Pembersih Wajah dengan pH Tinggi

Sabun wajah yang memiliki pH tinggi (basa), terutama yang mengandung bahan kimia keras seperti sulfat, memang terasa efektif dalam membersihkan minyak dan kotoran. Namun, penggunaan jangka panjang bisa mengikis minyak alami yang justru penting untuk menjaga kelembapan dan integritas skin barrier. Akibatnya, kulit jadi terasa kaku, kering, dan mudah teriritasi.


2. Terlalu Banyak Menggunakan Produk Skincare

Memakai terlalu banyak produk skincare dalam satu waktu, apalagi jika mengandung bahan aktif yang kuat seperti retinol, AHA/BHA, atau vitamin C, bisa membuat kulit kelelahan. Jika bahan-bahan tersebut tidak cocok dikombinasikan, justru bisa menimbulkan iritasi. Kulit sebenarnya membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan satu produk sebelum menerima yang lain. Terlalu sering mengganti atau menumpuk produk justru berisiko merusak keseimbangan skin barrier.


3. Eksfoliasi yang Berlebihan

Eksfoliasi memang penting untuk mengangkat sel kulit mati dan menjaga kulit tetap cerah. Namun, kalau dilakukan terlalu sering, misalnya setiap hari, atau menggunakan produk yang terlalu kasar (seperti scrub dengan butiran besar) atau kandungan eksfolian yang tinggi, justru bisa melukai lapisan pelindung kulit. Dampaknya, kulit jadi mudah merah, perih, sensitif, dan tidak bisa mempertahankan kelembapan alaminya.


4. Paparan Polusi dan Sinar Matahari Tanpa Perlindungan

Faktor lingkungan seperti polusi udara, asap kendaraan, dan sinar matahari (terutama sinar UV) bisa menghasilkan radikal bebas, molekul yang bisa merusak sel-sel kulit. Jika kulit tidak dilindungi dengan sunscreen atau produk antioksidan, radikal bebas ini akan mempercepat penuaan dini dan melemahkan skin barrier. Oleh karena itu, penting untuk memakai sunscreen setiap hari, bahkan saat berada di dalam ruangan atau saat cuaca mendung.


5. Faktor Internal

Tidak hanya faktor dari luar, kondisi dari dalam tubuh juga memengaruhi kesehatan skin barrier. Kurang tidur, stres berkepanjangan, perubahan hormon (seperti saat menstruasi, kehamilan, atau menopause), serta proses penuaan alami dapat menurunkan kemampuan kulit dalam mempertahankan kelembapannya. Akibatnya, kulit menjadi lebih kering, kusam, dan lebih mudah mengalami masalah seperti jerawat atau iritasi.


Jika Skin Barrier Rusak, Apakah akan Mempengaruhi Efektivitas Produk?


Jawabannya, sangat berpengaruh. skin barrier yang sehat adalah kunci agar produk skincare bisa bekerja maksimal.


Lapisan pelindung kulit ini secara alami memiliki tingkat keasaman (pH) yang sedikit asam. Keasaman ini membentuk acid mantle, semacam pelindung alami yang menjaga kulit dari serangan bakteri, virus, dan jamur. Kalau skin barrier terganggu, misalnya karena luka, penyakit seperti diabetes, atau kondisi tertentu lainnya, lapisan pelindung ini jadi lemah. Akibatnya, kulit lebih mudah iritasi, terinfeksi, dan proses penyembuhan pun melambat.


Nah, saat skin barrier rusak, kulit cenderung lebih sensitif dan tidak bisa menyerap bahan aktif dari produk skincare secara optimal. Bahkan, produk yang seharusnya bermanfaat bisa terasa perih atau menyebabkan reaksi negatif. Bukannya memperbaiki kondisi kulit, justru bisa menambah masalah. Oleh karena itu, pastikan dulu skin barrier kamu tetap sehat sebelum dan selama menggunakan skincare, ya Sobat Nosè!


Tips Menjaga Kesehatan Skin Barrier


Kalau kamu ingin punya kulit yang sehat dan nggak gampang iritasi, kamu perlu merawat skin barrier dengan baik. Nah, menurut Healthline, ada beberapa cara mudah yang bisa kamu coba untuk menjaga skin barrier tetap kuat, antara lain sebagai berikut.


1. Persingkat Rutinitas Skincare

Semakin banyak produk yang kamu pakai, belum tentu makin bagus, lho! Terlalu banyak skincare bisa bikin kulit bingung dan malah rusak. Coba konsultasikan ke dokter kulit atau profesional perawatan kulit untuk tahu produk apa saja yang penting dan paling efektif buat kulitmu.


Kalau kamu rutin eksfoliasi, perhatikan bagaimana reaksi kulitmu terhadap metode yang kamu pakai. Menurut American Academy of Dermatology, orang dengan kulit sensitif atau warna kulit yang lebih gelap disarankan menggunakan kain lembut dan eksfolian kimia yang ringan.


Beberapa jenis scrub atau sikat wajah justru bisa merusak skin barrier untuk sementara waktu, jadi penting banget untuk memilih metode eksfoliasi yang lembut dan aman.


2. Perhatikan pH Produk

Skin barrier memiliki tingkat keasaman yang disebut acid mantle. Keasaman ini membantu menghambat pentumbuhan bakteri, virus, dan jamur berbahaya yang bisa menyebabkan infeksi kulit. Biasanya, acid mantle skin barrier berada di sekitar 4,7. Tapi, pH dari beberapa produk skincare bisa sangat bervariasi, mulai dari 3,7 sampai 8,2.


Lambers H, et al (2006) menyarankan untuk membersihkan wajah menggunakan produk dengan pH di antara 4,0 hingga 5,0, karena lebih sesuai dengan pH alami kulit.


Menjaga pH kulit tetap seimbang bisa membantu melindungi dari berbagai masalah kulit seperti dermatitis, kulit kering berlebihan (ichthyosis), jerawat, hingga infeksi jamur Candida albicans.


3. Cobalah Produk Extract Oil

Penelitian dari Lin TK, et al (2018) menunjukkan bahwa beberapa jenis extract oil dapat membantu memperbaiki skin barrier dan mencegah hilangnya kelembapan pada kulit. Selain itu, banyak dari oil ini juga memiliki sifat antibakteri, anti-inflamasi, dan antioksidan.


Beberapa extract oil yang dikenal efektif untuk kulit antara lain jojoba oil, coconut oil, almond oil, argan oil, borage oil, rosehip oil, sunflower oil, soybean oil, primrose oil, dan black currant oil.


4. Carilah Produk yang Menggunakan Ceramide

Ceramide adalah jenis lemak alami (lipid) yang berbentuk seperti lilin dan banyak ditemukan di lapisan terluar kulit, yaitu stratum korneum. Zat ini penting dalam memaksimalkan fungsi skin barrier.


Penelitian Mori K, et al (2019) menunjukkan bahwa produk yang mengandung pseudo-ceramide dapat membantu mengurangi masalah seperti kulit kering, gatal, dan bersisik akibat skin barrier yang rusak. Pelembap yang kaya ceramide juga dapat memperkuat struktur dan fungsi pelindung kulit.


Pelembap dengan ceramide sangat bermanfaat, terutama untuk kulit berjerawat. Soalnya, kulit yang rentan jerawat biasanya memiliki skin barrier yang terganggu, ditambah lagi perawatan jerawat sering membuat kulit jadi kering dan kemerahan.


5. Coba Moisturizer Hyaluronic Acid, Petrolatum, atau Glycerin

Masalah skin barrier juga seringkali mengalami kulit iritasi dan kering. Oleh karena itu, pelembap berbahan oklusif seringkali direkomendasikan untuk menjadi mengatasi kekeringan tersebut.


Salah satu pelembap oklusif yang paling sering direkomendasikan adalah petrolatum, yang bisa mengurangi kehilangan air hingga 99% dari kulit.


Selain pelembap oklusif, humektan juga bisa membantu memperbaiki fungsi skin barrier. Humektan bekerja dengan menarik air, baik dari udara maupun dari dalam tubuh, dan mengikatnya di lapisan kulit. Para peneliti menyarankan untuk menggunakan produk yang mengandung hyaluronic acid, glycerin, madu, dan urea.


Tertarik Bikin Skincare-mu Sendiri? Yuk, Maklon di Nosè!


Setiap kulit punya kebutuhan yang berbeda. Jadi, nggak perlu pakai banyak produk yang penting tahu kebutuhan kulitmu dan konsisten merawatnya. Yuk, rawat skin barriermu lebih sehat!


Kalau kamu punya ide untuk bikin produk perawatan skin barrier dengan brand sendiri, kamu bisa maklon di PT Nosè Herbal Indo. Di sini, kamu bisa konsultasikan langsung bersama tim Product Development kami untuk wujudin konsep yang kamu mau, mulai dari pemilihan bahan, proses produksi, desain kemasan, sampai produk jadi yang siap jual. Jadi, tunggu apa lagi? Langsung aja hubungi kami dan mulai konsultasi produk impianmu sekarang!


Referensi


1. Proksch, E. (2018). Buffering capacity. Current Problems in Dermatology, 54, 11-18.

2. Lambers, H., Piessens, S., Bloem, A., Pronk, H., & Finkel, P. (2006). Natural skin surface pH is on average below 5, which is beneficial for its resident flora. International Journal of Cosmetic Science, 28(5), 359-370.

3. Blaak, J., & Staib, P. (2018). The relation of pH and skin cleansing. Current Problems in Dermatology, 54, 132-142.


4. Lin, T. K., Zhong, L., & Santiago, J. L. (2017). Anti-inflammatory and skin barrier repair effects of topical application of some plant oils. International Journal of Molecular Sciences, 19(1), 70.

5. Mori, K., Seki, T., Kaizu, K., Takagi, Y., Miyaki, M., Ishizaki, C., & Katayama, I. (2019). Efficacy of a moisturizer containing a pseudo-ceramide and a eucalyptus extract for Japanese patients with mild atopic dermatitis in the summer. Journal of Cosmetic Dermatology, 18(3), 850-856.

6. Purnamawati, S., Indrastuti, N., Danarti, R., & Saefudin, T. (2017). The role of moisturizers in addressing various kinds of dermatitis: A review. Clinical Medicine Research, 15(3-4), 75-87.

7. Harding, C. R. (2004). The stratum corneum: Structure and function in health and disease. Dermatologic Therapy, 17(Suppl. 1), 6-15.

Share This Article


tiktok logo
instagram logo
Bicara dengan CS
whatsapp logo