Akhir-akhir ini istilah "In This Economy" sering banget seliweran di media sosial. Dipakai buat menggambarkan bagaimana susahnya ngeluarin uang di tengah kondisi ekonomi yang lagi nggak gampang, ungkapan ini biasanya dibalut humor atau sarkasme. Tapi di balik candaan itu, ada realita yang lagi dialami oleh masyarakat sekitar, yaitu hati-hati sebelum belanja, termasuk urusan kecantikan.
Nah, menariknya, kalau kita lihat ke industri beauty, ceritanya jadi makin menarik. Bagaimana ya perilaku konsumen berubah ketika "In This Economy" jadi realita sehari-hari? Apakah orang jadi lebih pelit buat skincare, atau justru masih rela investasi demi self-care? Yuk, baca sampai habis pembahasan ini biar tahu dampaknya ke brand kecantikan dan peluang apa aja yang bisa muncul dari tren ini! Simak sampai habis, ya!
Fenomena Istilah "In This Economy"

Belakangan ini, istilah "In This Economy" ramai berseliweran di media sosial, terutama TikTok dan Twitter (X). Ungkapan ini dipakai warganet dengan nada sarkastik atau humoris untuk menggambarkan betapa sulitnya melakukan sesuatu yang dianggap berlebihan atau mahal di tengah kondisi ekonomi yang penuh tantangan, seperti kenaikan harga, inflasi, atau stabilitas ekonomi.
Contoh sederhananya, "Liburan ke Eropa? In This Economy?" atau "Beli lipstik harga jutaan? In This Economy?". Candaan seperti ini sebenarnya mencerminkan realita sehari-hari, orang-orang makin berhati-hati mengatur uang dan lebih selektif dalam membelanjakannya. Ungkapan ini juga sering dipakai untuk mengkritik ekspektasi sosial, seperti tekanan menikah, membeli rumah, atau mengikuti gaya hidup tertentu, yang terasa makin sulit diwujudkan ketika kondisi finansial tidak sejalan.
Tapi, fenomena ini nggak cuma berhenti sebagai tren komedi di internet. Dalam industri kecantikan, istilah "In This Economy" justru menjadi cermin bagaimana konsumen mengubah kebiasaan belanja mereka, sekaligus memberi sinyal penting bagi brand untuk beradaptasi. Dari sini, terlihat jelas bahwa ada pergeseran perilaku yang cukup signifikan dari para konsumen.
Perilaku Konsumen di Industri Kecantikan Terhadap "In This Economy"

Di tengah tren "In This Economy", cara orang berbelanja produk kecantikan ikut mengalami perubahan besar. Kalau dulu konsumen lebih mudah tergoda produk hype yang viral di media sosial, sekarang mereka jauh lebih selektif. Sebelum checkout, banyak yang mikir ulang, apakah produk ini benar-benar dibutuhkan atau apakah manfaatnya sebanding dengan harganya?
Perubahan ini melahirkan beberapa pola baru yang jadi ciri khas konsumen masa kini, yaitu sebagai berikut.
1. Mencari Value for Money
Hal ini bikin konsumen cenderung mencari value for money. Produk yang bisa kasih hasil nyata, tahan lama, atau punya fungsi ganda jadi pilihan utama. Misalnya, tinted sunscreen yang bisa sekaligus jadi skincare, pelindung kulit, dan makeup tipis. Dengan begitu, mereka bisa hemat waktu sekaligus hemat biaya.
2. Affordable Luxury Naik Daun
Selain itu, tren affordable luxury juga semakin populer. Konsumen masih ingin tampil kece dan merawat diri, tapi nggak harus dengan brand high-end yang harganya selangit. Merek lokal atau mid-range yang kualitasnya oke justru makin dilirik karena lebih ramah di kantong tanpa harus mengorbankan hasil.
3. Mindset Self-Care
Di sisi lain, perawatan diri juga kini dipandang sebagai kebutuhan, bukan sekadar gaya hidup. Walau budget terbatas, konsumen tetap menyisihkan dana untuk skincare atau body care. Bedanya, mereka lebih fokus pada produk yang mendukung kesehatan kulit jangka panjang ketimbang sekadar ikut-ikutan tren sesaat.
Dampak pada Brand dan Industri Kecantikan

Perubahan perilaku konsumen akibat tren "In This Economy" tentu nggak bisa diabaikan oleh brand. Industri kecantikan dituntut untuk lebih peka, karena cara lama dalam menjual mimpi mewah atau tren instan sudah tidak lagi efektif. Konsumen sekarang lebih cerdas, lebih realistis, dan menuntut nilai yang jelas dari setiap produk yang mereka beli. Beberapa dampak yang paling terlihat antara lain berikut.
1. Inovasi pada Harga & Kemasan
Brand perlu menghadirkan opsi yang lebih fleksibel, misalnya dengan ukuran mini atau travel size agar konsumen bisa mencoba tanpa merasa kemahalan. Strategi bundling produk dengan harga hemat juga jadi cara untuk menjaga daya tarik.
2. Komunikasi yang Lebih Jujur & Transparan
Konsumen sudah lelah dengan klaim berlebihan. Mereka lebih menghargai brand yang berani bicara apa adanya soal kandungan, manfaat, dan hasil produk. Transparansi bukan hanya soal bahan, tapi juga soal bagaimana brand memposisikan produknya.
3. Pergeseran Strategi Pemasaran
Dari konsep glamor dan aspiratif, kini pemasaran lebih efektif jika terasa relevan dengan realita konsumen. Campaign tentang self-care sederhana, kesehatan kulit, dan solusi praktis lebih mudah diterima dibanding promosi yang terkesan berlebihan.
4. Peluang untuk Brand Lokal & Mid-Range
Kebutuhan konsumen akan produk berkualitas dengan harga terjangkau membuka jalan bagi brand lokal dan menengah untuk bersinar. Dengan strategi tepat, mereka bisa bersaing dengan brand global yang harganya lebih tinggi.
5. Kolaborasi dengan Influencer Mikro & Komunitas
Konsumen lebih percaya pada rekomendasi yang terasa dekat dan autentik. Itulah kenapa influencer mikro atau komunitas niche bisa jadi aset penting dalam membangun hubungan yang lebih kuat dengan pasar.
Tertarik dengan Topik Ini? Yuk, Datang ke Nosé Beauty Seminar x Cosmobeauté 2025!

Singkatnya, tren "In This Economy" bisa menjadi tantangan bagi brand kecantikan untuk lebih adaptif, menghadirkan inovasi yang terjangkau, dan strategi pemasaran yang lebih menarik. Dengan cara ini, brand bukan hanya bisa bertahan, tapi juga punya peluang untuk berkembang di tengah kondisi ekonomi yang menantang.
Nah, kalau kamu pengen gali lebih dalam tentang tren konsumen, strategi brand, sampai peluang baru di industri beauty, jangan lewatkan Nosé Beauty Seminar x Cosmobeauté 2025!
Di sini, kamu bisa pelajari langsung insight dari 4 expert berpengalaman, dari mulai brand owner, marketing strategis dan pakar industri kecantikan yang bakal sharing pengalaman mereka menghadapi dinamika pasar. Bukan cuma teori, tapi juga strategi pintar yang bisa langsung kamu terapkan buat bisnismu!
Acara ini akan digelar pada 10 Oktober 2025, di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD (Hall 7). Saatnya kamu dapat pengalaman langsung, insight praktis, dan networking dengan para pelaku industri kecantikan. So, tunggu apalagi? Yuk, daftarkan dirimu sekarang dan dapatkan eksklusif benefitnya hanya di Nosé Beauty Seminar!